Siapa  Sangka Rumah Kontrakan Diduga Jadi Penampungan Penjualan Ginjal Internasional Berikut 5 Fakta Penggerebekan

Dok kompas.com

JAKARTA (SURYA24.COM)- Indonesia, negara yang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya yang beragam, juga menjadi sorotan dalam isu yang sangat serius dan mengkhawatirkan: perdagangan organ tubuh manusia. Sindikat internasional yang terlibat dalam perdagangan ini memiliki dampak yang merusak dan menghancurkan kehidupan ribuan orang yang terlibat dalam praktik ilegal ini.

Penjualan organ tubuh manusia menjadi kegiatan yang sangat menguntungkan bagi para pelaku kriminal di seluruh dunia. Pasar gelap internasional semakin berkembang karena permintaan organ tubuh yang terus meningkat dari mereka yang membutuhkan transplantasi organ. Sementara itu, kekurangan donor organ yang sah dan mekanisme legal yang rumit untuk mendapatkan organ menyebabkan munculnya sindikat-sindikat yang tidak bermoral.

Di Indonesia, peredaran organ tubuh manusia menjadi masalah yang cukup kompleks. Negara ini memiliki populasi yang besar dan beragam, serta perawatan medis yang terbatas di beberapa daerah. Faktor-faktor ini membuatnya rentan terhadap praktik perdagangan organ ilegal.

 

Salah satu modus operandi sindikat penjualan organ tubuh manusia internasional di Indonesia adalah dengan menjalankan jaringan perekrutan yang terorganisir dengan baik. Mereka menyasar kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi dan seringkali berada dalam situasi putus asa. Pada umumnya, para korban yang terlibat dalam praktik ini diberikan janji palsu tentang kompensasi finansial yang besar atau bantuan medis yang mereka butuhkan.

Setelah berhasil merekrut korban, sindikat ini kemudian melibatkan sejumlah aktor yang terlibat dalam rantai perdagangan organ ilegal, termasuk dokter, perawat, broker, dan pengirim. Mereka menggunakan jaringan yang rumit dan tersembunyi untuk menghindari pendeteksian oleh pihak berwenang.

Salah satu faktor penting yang memperburuk situasi ini adalah kurangnya regulasi dan pemantauan yang efektif. Meskipun pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi praktik perdagangan organ ilegal, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Keterbatasan sumber daya dan koordinasi yang buruk antara lembaga-lembaga pemerintah mempersulit upaya pemberantasan sindikat ini.

 

Organisasi internasional seperti Interpol dan WHO telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memberantas sindikat penjualan organ tubuh manusia. Upaya ini mencakup pelatihan petugas kepolisian, peningkatan kesadaran masyarakat, dan peningkatan kerjasama internasional dalam pertukaran informasi intelijen. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi mas

Masalah ini juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam melawan perdagangan organ tubuh manusia. Pendidikan dan kesadaran publik harus ditingkatkan agar orang-orang dapat mengenali tanda-tanda penjualan organ ilegal dan melaporkannya kepada otoritas yang berwenang.

Selain itu, diperlukan langkah-langkah yang lebih kuat dalam meningkatkan akses terhadap transplantasi organ yang legal dan aman. Pemerintah perlu bekerja sama dengan lembaga kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan komunitas internasional untuk memperkuat sistem donor organ, termasuk peningkatan jumlah donor yang sah dan pendidikan mengenai pentingnya mendonasikan organ secara sukarela.

Peningkatan kerja sama internasional juga sangat penting dalam memerangi perdagangan organ tubuh manusia. Negara-negara harus saling berbagi informasi intelijen dan melakukan tindakan bersama untuk memburu sindikat-sindikat yang terlibat dalam praktik ilegal ini. Hukuman yang tegas harus diberikan kepada para pelaku, termasuk penyedia, pembeli, dan pengedarnya, untuk memberikan efek jera dan mencegah praktik tersebut.

Selain upaya penegakan hukum, penting juga untuk memperkuat sistem bantuan medis dan sosial bagi mereka yang membutuhkan transplantasi organ. Dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap perawatan medis, termasuk transplantasi organ yang sah, kita dapat mengurangi permintaan terhadap organ tubuh ilegal dan memotong rantai pasokan yang dimiliki sindikat penjualan organ.

Dalam menghadapi sindikat penjualan organ tubuh manusia internasional di Indonesia, kerjasama lintas sektoral dan antar negara sangat penting. Hanya melalui upaya bersama, termasuk penguatan hukum, pendidikan masyarakat, peningkatan akses terhadap transplantasi organ legal, dan penindakan tegas terhadap pelaku ilegal, kita dapat memberantas praktik yang menghancurkan kehidupan manusia ini.

Peredaran organ tubuh manusia adalah masalah serius yang mengancam hak asasi manusia dan integritas moral suatu negara. Masyarakat Indonesia, pemerintah, dan komunitas internasional harus berkomitmen untuk bekerja sama secara aktif dalam menghentikan praktik ilegal ini dan melindungi kemanusiaan dari eksploitasi yang tidak manusiawi.

5 Fakta Penggerebekan

Dikutip dari kompas.com, sebuah rumah kontrakan di Perumahan Villa Mutiara Gading Jalan Piano 9 Blok F5, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat digerebek polisi pada Senin (19/6/2023) pukul 01.00 WIB.

 Penggerebekan dilakukan lantaran rumah kontarakan tersebut diduga dijadikan penampungan penjualan ginjal internasional. Istri ketua RT setempat, Nuraisyah (41), mengatakan bahwa dirinya mendapat laporan dari polisi ada hal yang tidak beres dari rumah kontrakan itu. RT setempat kemudian menghubungi polisi setelah melihat seseorang menempati rumah kontrakan pada Minggu (18/6/2023).

 "Sore pas maghrib ada dia (yang mengontrak). Setelah itu langsung penggerebekan dan dilakukan penangkapan," kata Nuraisyah, dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/6/2023). Berikut fakta rumah kontrakan di Bekasi diduga jadi penampungan penjualan ginjal internasiona

  1. Rumah kontrakan acak-acakan 

Penggerebekan yang dilakukan di Perumahan Villa Mutiara Gading membuat pemilik kontrakan, Sudirman (47), kaget. Pasalnya, ia sama sekali tidak menduga rumah kontrakan miliknya dimanfaatkan untuk menjalankan praktik jual ginjal ilegal.

 "Sama sekali enggak tahu ada penggerebekkan. Tiba-tiba saja sudah acak-acakan semua," ujarnya kepada Kompas.com. 

Sudirman mengonfirmasi bahwa rumah kontrakannya digerebek polisi pada Senin (19/6/2023) pukul 01.00 WIB. Meski begitu, ia baru menerima kabar bahwa rumah kontrakannya digerebek pada Senin pukul 02.00 WIB. 

"Saya kan baru tahu pukul 02.00 WIB, pukul 01.00 WIB penggerebekan. Anak saya kebetulan ada temennya yang kasih tahu. Begitu kita lari ke sana malam itu, kontrakan sudah kosong enggak ada orang sama sekali," ujarnya. 

  1. Penyewa rumah kontrakan beraktivitas seperti biasa Lebih lanjut, Sudirman juga mengaku bahwa penyewa rumah kontrakan tidak menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Menurutnya, penyewa rumah kontrakan berperilaku layaknya warga biasa dan berbaur dengan masyarakat sekitar.

 "Karena normal-normal aja. Mereka makan di warung, belanja sayur, pergi salat ke masjid, berbaur dengan warga sekitar," imbuh Sudirman. 

Sudirman juga menyampaikan, ia sudah diperiksa oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (20/6/2023). Setelah dimintai keterangan, Sudirman baru mengetahui bahwa penggerebekkan di rumah kontrakannya terkait dengan penjualan ginjal manusia. 

  1. Penyewa rumah kontrakan punya bos 

Setelah polisi melalukan penggerebekan, terkuak fakta bahwa penghuni rumah kontrakan ternyata memiliki bos. Fakta tersebut terungkap setelah Sudirman membeberkan hubungannya dengan salah satu penyewa rumah kontrakan, Akmal. 

Sudirman mengatakan, awal mula ia mengetahui Akmal memiliki bos ketika terjadi masalah pada keran air di rumah kontarakan. Masalah tersebut menyebabkan tagihan air membengkak karena Akmal dan teman-temannya tidak kunjung membayar. 

Setelah didesak oleh istri Sudirman, Murniati, supaya tagihan air segera dibayar, Akmal mengatakan bahwa tunggakan ini akan diselesaikan oleh bosnya. "Akhirnya keluar ucapan 'bos' ini setelah berminggu-minggu saya kasih waktu (membayar tagihan)," ujar Sudirman, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023). 

Bermula dari situ, ia mendapat panggilan telepon dari Septian Taher yang mengaku akan bertanggung jawab atas tunggakan air.

  1. Pemilik kontarakan pernah dibentak 

Sudirman juga mengatakan, istrinya pernah dibentak oleh Septian yang disebut oleh Akmal sebagai bosnya pada April 2023 lalu Hal tersebut dilakukan Septian ketika Murniati terus menagih tunggakan air yang tidak kunjung dibayar. Sudirman mengatakan, istrinya mendesak Septian untuk membayar tunggakan karena tagihan air sudah tembus Rp 4 juta. "Dia bilang, ‘Ibu pikir cari duit gampang’. Ya saya baca aja (chat WA-nya), enggak saya komentari, ya sudahlah," ujar istri Sudirman, dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

  1. Rumah kontrakan selalu ramai

 Tukang antar air galon di Perumahan Villa Mutiara Gading, Khaerudin (31), mengatakan bahwa rumah kontrakan yang diduga dijadikan tempat penampungan penjualan ginjal internasional selalu ramai. 

Khaerudin yang pernah masuk ke rumah kontrakan tersebut sempat merasakan keanehan dan bertanya kepada salah satu penghuninya. Para penghuni, kata Khaerudin, tidak mau merinci soal pekerjaan mereka. 

Namun, ada yang berkata bahwa mereka hendak ke Malaysia untuk bekerja. Ia juga menyampaikan, dirinya selalu melihat ada penghuni baru ketika berkunjung ke rumah kontarakan tersebut.

 "Sempat ngobrol juga, saya tanya, mereka jawab ya mau ke Malaysia kerja proyek bangunan," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/6/2023).***